.jpg)
Ketika seseorang mendapat perlakuan dari seseorang yang tidak disukainya, mungkin memberi makna pada perlakuan tersebut sebagai : tidak menyenangkan, mengecewakan, menyakitkan, melukai atau sejenisnya. Entah karena pertengkaran dengan kekasih, perebutan warisan di antara keluarga, difitnah rekan kerja, diperlakukan tidak adil oleh atasan, dilecehkan tetangga atau hal lainnya.
Reaksi
negatif yang mungkin muncul dari perlakuan seperti itu mungkin berupa :
tersinggung, jengkel, kesal, marah, benci, dendam atau sejenisnya.
Seseorang yang menyimpan perasaan marah, benci atau dendam dalam waktu lama
akan menimbulkan penyakit bagi dirinya. Perasaan tersebut berdampak menguras
energi tubuh, menurunkan sistem kekebalan tubuh seseorang, tekanan darah tinggi
dan meningkatkan hormon stres. Dampak yang umumnya muncul pada kesehatan adalah
tingkat kekentalan darah yang tinggi, reaksi jantung dan pembuluh darah yang
buruk serta ketidakseimbangan hormon.
Perasaan
marah atau benci juga bisa timbul terhadap diri sendiri. Untuk suatu kejadian,
trauma atau alasan tertentu, seseorang mungkin menyalahkan dirinya sendiri dan
kemudian menyebabkan kemarahan dan kebencian terhadap diri sendiri. Kondisi ini
seperti berdampak pada kesehatannya seperti halnya perasaan marah kepada orang
lain. Dapat pula berdampak pada kondisi mental dalam bentuk keinginan melukai
diri sendiri, merusak diri sendiri atau bunuh diri.
Apa yang
akan terjadi jika menyimpan sampah ? Kemungkinan besar adalah bau busuk dan
mengundang penyakit, bukan ? Menyimpan marah, benci atau dendam sama halnya
menyimpan ‘sampah’ dalam tubuh dan pikirannya. ‘Sampah’ tersebut akan membuat
busuk dan menimbulkan penyakit bagi tubuh dan pikiran orang itu.
Emosi
negatif tersebut menjadi luka dalam diri seseorang. Apa yang terjadi jika luka
dibiarkan dan tidak diobati ? Kemungkinan buruk adalah luka tersebut menjadi
parah dan meluas melukai bagian lainnya kemudian menimbulkan penyakit.
Atau malahan luka tersebut terus menerus dibuat lebih besar dan dalam karena
terus menerus dibebani oleh dendam atau kemarahan. Betapa kerugian yang besar
dan perbuataan yang sia-sia !
Banyak
orang yang sulit untuk memaafkan dan mereka lebih memilih menyimpan emosi
negatif. Banyak alasan untuk tidak memaafkan akibat perbuatan buruk yang
menimpa seseorang. Sebenarnya timbul kerugian ganda seperti pepatah “sudah
jatuh tertimpa tangga pula”, sudah mendapatkan pengalaman buruk, kesehatan menjadi
tumbal juga. Memaafkan adalah jalan untuk menyembuhkan luka akibat pengalaman
buruk sekaligus menyembuhkan penyakit yang timbul karenanya.
Jika
Anda menginginkan, memaafkan adalah mudah dan menyehatkan. Ada juga yang
mengganggap memaafkan adalah melupakan. Melupakan bukanlah memaafkan, karena
melupakan hanyalah usaha untuk tidak mengingat saja namun kejadian tersebut
telah terekam dalam otak. Memaafkan adalah cara untuk memberikan makna yang
berbeda, sesuatu yang positif sehingga menimbulkan reaksi yang positif juga
terhadap suatu peristiwa. Memaafkan juga berarti menerima suatu kejadian
dan kejadian tersebut telah berlalu dari kehidupan serta menghentikan
dampak atau reaksinya yang berbentuk emosi negatif.
Memaafkan
menjadi bagian dari usaha untuk hidup lebih menyehatkan bagi tubuh dan
pikirannya. Dengan memaafkan, seseorang membebaskan diri dari emosi negatif.
Ini berarti menghentikan sekaligus menyembuhkan efek emosi negatif dengan
menstabilkan tekanan darah, mengembalikan fungsi kekebalan tubuh dan mengurangi
produksi hormon stres.
“Forgiveness research” atau penelitian tentang perilaku memaafkan
termasuk bidang yang kini banyak diteliti ilmuwan di sejumlah bidang keilmuan
seperti kedokteran, psikologi dan kesehatan. Hal ini karena sikap memaafkan ternyata
memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa raga, maupun hubungan antar-manusia.
Sikap memaafkan ini mulai diujicobakan di dunia kesehatan dan kedokteran dalam
penanganan pasien penderita sejumlah penyakit berbahaya.
Orang
yang menderita resiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi
berpeluang mendapatkan manfaat dari sikap memaafkan. Telah dibuktikan bahwa 10
minggu pengobatan dengan menggunakan “sikap memaafkan” mengurangi gangguan
kerusakan aliran darah otot jantung yang dipicu oleh sikap marah. Penelitian
terhadap orang yang menderita sakit kronis pada punggung bawah menunjukkan
bahwa rasa marah, sakit hati dan sakit yang dapat dirasakan secara inderawi
lebih berkurang pada mereka dengan sikap pemaaf yang lebih besar.
Tentu
Anda tidak ingin menyimpan emosi negatif yang menjadi sampah atau luka, bukan ?
Memaafkan baik kepada orang lain atau memaafkan diri sendiri akan menjauhkan
diri Anda dari penyakit dan memberikan Anda kesehatan yang Anda inginkan.
Jadikan sikap mudah memaafkan bagian dari kebiasaan Anda yang lebih menyehatkan
tubuh dan pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar