Setelah saya
memutuskan menjadi Trainer dan Trapist setelah sekian tahun ber profesi menjadi
seonrang guru di beberapa sekolah,saya sering sekali memberikan konseling dan
trapi kepada anak dan remaja umumnya
masalah yang ditangani berkisar masalah keluarga,hubungan social,prilaku,kebiasaan
buruk dan prestasi di sekolah bahkan ada yang sudah mulai kecanduan rokok
maupun alcohol padahal masih duduk di bangku SMP.
Biasanya setelah saya
memberikan peltihan dan training Motivasi di sekolah – sekolah saya biasanya
memberikan penawaran kepada mereka konseling dan trapi pribadi agar bisa
membantu mereka keluar dari masalah yang sedang di hadapi dalam kesempatan ini
banyak yang akan dating berkonsultasi baik secara individu maupun kelompok.
Ada dua cara
mengatasi permasalahan anak atau remaja
Yang pertama katagori
mudah,mudah disini bukan sekedar dilihat dari kasus masalah yang akan diterapi
tapi lebih pada anak yang saya terapi,yaitu jika anak itu datang dan ingin
melepaskan masalahnya,saya sebut mudah karna pada prinsipnya didalam terapi
saya hanya sebagai fasilatator kesembuhan lebih dominan karna memang anak ingin
lepas dari masalah ini,berkaitan dengan hal ini kasus yang sering adalah kasus
kecanduan seperti kecanduan game,kecanduan rokok,Alkohol bahkan maaf banyak
juga teryata remaja yang sudah kecanduan hal – hal yang berbau porno,banyak
juga yang menyadari jika anak merasa malas belajar,tidak tertarik dengan mata
pelajaran,Fobia ketakutan berlebihan terhadap sesuatu,gelisah,Galau,hal ini
mudah karna anak sudah memutuskan untuk berubah.
banyak juga
saya bertemu klien anak-anak hingga
remaja yang tergolong sulit . Umumnya masalah mereka berkisar pada masalah
perilaku, kebiasaan, interaksi sosial, dan prestasi akademik/sekolah. Ada yang
tidak mau mendengar orangtuanya, ada yang mogok sekolah, ada yang tidak mau
bicara dengan orangtuanya, motivasi belajar rendah dan ketagihan main game,
suka ribut dengan teman, dan bahkan ada yang mau minggat dari rumah. Orangtua
yang kebingungan menghubungi saya dan minta tolong untuk bisa menerapi anak
mereka.
Umumnya saya tidak akan langsung menerapi si
anak. Saya biasanya akan minta orangtua, baik ayah maupun ibu, untuk bertemu
saya di sesi awal melakukan konseling. Nah, masalah biasanya muncul di sini.
Orangtua pada umumnya keberatan dengan dua alasan utama yaitu mereka tidak bisa
bertemu saya, apalagi konseling, karena mereka sibuk dan ini kan masalah anak,
lalu mengapa orangtua yang ikut konsultasi segala nah inilah kenapa saya sebut
sulit.anak yang bermasalah tapi orang tua kepenginya tau beres
Orangtua yang tidak bersedia bertemu dan
konseling dengan saya pasti akan saya tolak. Saya tidak akan melakukan terapi
pada anak mereka.
Mengapa saya bersikeras bertemu kedua orangtua
terlebih dahulu sebelum menerapi anak mereka?
Pengalaman saya menunjukkan bahwa masalah utama anak
umumnya bersumber dari orangtua dan atau lingkungan (keluarga). Bisa juga
masalah berawal dari sekolah. Namun, mayoritas masalah anak bersumber dari
orangtua.
orangtua dan pendidikan keluarga yang dialami
anak melalui interaksinya dengan dan di dalam lingkungan keluarga yang sangat
menentukan kualitas tumbuhkembangnya.
Family Therapy adalah terapi yang melibatkan
keluarga sebagai suatu sistem interaksi sosial dengan tujuan untuk mengatasi
masalah tertentu dan atau untuk meningkatkan kualitas atau kondisi kehidupan
anggota keluarga ke arah yang lebih baik. Terapi dilakukan baik dengan
menggunakan konseling maupun teknik yang lebih spesifik.
Dalam melakukan Family Therapy dibutuhkan
komitmen penuh dari kedua orangtua. Bila hanya salah satu saja yang komit
menjalani sesi terapi maka hasilnya tidak maksimal.
Dalam Family Therapy bila dibutuhkan orangtua
juga akan diterapi. Hal ini dilakukan karena sebenarnya pola asuh orangtua,
yang mengakibatkan timbulnya masalah dalam diri anak, berasal dari pengalaman
hidup mereka saat mereka masih kecil. Biasanya trauma orangtua inilah yang
menjadi akar masalah dalam keluarga. Misalnya orangtua yang pencemas, suka berkata kasar, pemarah /
gampang “meledak”, bersikap kasar pada anak, terlalu disiplin, suka memukul,
suka mengancam, menggunakan pendekatan punishment and reward dalam mendidik
anak, memberlakukan cinta bersyarat, dan masih banyak lagi perilaku lain yang
tidak kondusif bagi tumbuh kembang anak.
Faktor lain lagi adalah ketidakharmonisan relasi
orangtua yang berimbas pada anak. Jadi, untuk bisa membangun keluarga yang
harmonis dan bahagia kedua orangtua harus mempunyai nilai dan tujuan hidup yang
sejalan.
Biasanya setelah “masalah” pada orangtua
berhasil diatasi melalui sesi terapi maka perubahan akan langsung tampak dalam
keluarga itu dan secara luar biasa anakpun ikut berubah menjadi lebih baik.
Menyembuhkan luka batin dalam diri anak
sebenarnya sangat mudah. Bila anak bersedia diterapi dan orangtua memberikan
dukungan penuh, dengan melakukan introspeksi diri dan juga bersedia secara
sadar berubah, maka semuanya menjadi mudah dan lancar.
Masalah muncul bila orangtua yang arogan, keras
kepala, dan bersikeras mengatakan bahwa masalah anak adalah masalah anak. Bukan
masalah mereka. Jadi, menurut orangtua, anaklah yang harus dibereskan.
Jadi, bagaimana Therapy kepada anak dilakukan?
Tentunya untuk
tipe yang kedua,saya perlu berdialog dan konseling dengan orang tua,harus ada
kerjasama antara saya dengan orang tua setelah orang tua sepakat mau mengikuti
konseling dan pelatihan baru saya minta ketemu dengan anak berdialog teryata permasalahan bukan Cuma sampai disini anak
juga harus mau untuk bekerjasama dengan kita untuk membantu mengatasi
masalahnya itu.
Oke semoga
bermanfaat pada prinsipnya anak adalah produk dari orang tua maupun lingkungan
prilakunya adalah adalah hasil dari lingkunganya jadi untuk masalah family terapi
orang tua perlu banyak belajar dan memahami anak dan tidak kalah pentingya
orang tua juga perlu tau cara kerja pikiran dan emosi selamat belajar.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar